Mahasiswa Offering AA Angkatan 2010 Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

PESAN SOSIAL POLITIK DAN PEREKONOMIAN INDONESIA DALAM NASKAH OPERA SEMBELIT MIMPI JADI NYERI



PESAN SOSIAL POLITIK DAN PEREKONOMIAN INDONESIA  DALAM NASKAH OPERA SEMBELIT MIMPI JADI NYERI
Oleh: Aulia Kurniawati

Perekonomian adalah bidang yang sangat inti dalam keberlangsungan suatu kehidupan. Telah ada sejak zaman kerajaan perekonomian sudah berkembang. Banyak situs peninggalan kerajaan beserta alat-alat ekonominya. Temuan-temuan mata uang pada masanya yang menggunakan identitas kerajaan. Diantaranya mata uang kerajaan Banten, Samudera Pasai, Sumenep, hingga uang kepeng asal China yang masuk ke Indonesia melalu perdagangan internasional. Seiring berjalannya masa, penjajah masuk ke Indonesia. Perkembangan perekonomian dari transaksi barter barang menjadi system uang sebagai alat tukar yang lebih mudah dan muncul uang logam VOC pada zaman penjajahan bangsa Eropa.
Pada masa penjajahan ini perekonomian dikuasai oleh penjajah. Pendirian bank oleh Belanda menjadikan Indonesia semakin tidak dapat melakukan perlawanan. Pembuatan uang dilakukan di negeri belanda dan baru ditransaksikan di bank Indonesia yang bernama De Javasche Bank  pada waktu itu. Dengan perjuangan para pemuda Indonesia akhirnya Indonesia berhasil memboyong Indonesia ke depan pintu depan kemerdekaan. Mulai dari sini system perekonomian mulai diperbaiki. Uang kertas sebagai peninggalan dari penjajah dikembangkan dengan mencetak sendiri. Dari gambar situs kebudayaan seperti tokoh wayang, candi-candi, kekayaan alam, hingga para pahlawan perjuangan kemerdekaan seperti yang kita temui sekarang ini, termasuk para pemimpin negeri.
Dari sejarah ini tentu setiap periode pemerintahan mempunyai cara tersendiri dalam mengatur perekonomian negara. Krisis ekonomi atau yang seringkali disebut krisis moneter bermula pada tahun 1997 periode pemerintahan Soeharto. Di akhir pemerintahan beliau ini krisis sosial politik memburuk akibat dampak dari krisis moneter yang disebabkan nilai rupiah turun drasris dan terus turun hingga sekitar 15.000 per dolar.
Disamping dan dibelakang fenomena krisis ekonomi yang melanda negara ini tentunya terdapat beberapa perkara lain yang dimotori oleh orang dalam pada pemerintahan kala itu, dalam naskah dikemukakan beberapa fenomena penyimpangan dan keadaan sosial yang diakibatkannya. Banyak sekali fenomena krisis ekonomi yang timbul pada kehidupan sosial maupun politik yang akan dibahas lebih lanjut pada sub bab yang akan datang, sebab sub bab ini hanya menjadi sebuah penengah fenomena yang akan dibahas terkait judul.
Ketika kita membaca naskah Opera Sembelit Mimpi Jadi Nyeri karya N. Riantiarno ini pasti kita akan menemukan berbagai kritik dan pesan pada dialog yang dituliskan. Banyak sekali fenomena sosial dan politik yang dituangkan dalam dialog naskah ini. Penyampaian pesan yang dikemas dalam berbagai petanda seperti sikap tokoh, monolog salah satu tokoh, dialog yang dilakukan oleh para Warda, dan lain sebagainya. Berikut akan kita ulas sedikit pesan pengarang yang tersirat dalam dialog naskah ini.
NING: Jasmerah.
HAN: Apa?
NING: Jangan suka melupakan sejarah. Kemarin, satu jam yang lalu, bahkan satu menit yan lalu, sudah bisa dibilang sebagai sejarah. Kalau sampai lupa, celaka.
HAN: Sok filosofis.
NING: Bukan. Fakta berbicara. Ayah buktinya.
Jika kita perhatikan kecenderungan pemuda bangsa ini yang tidak mau tahu kepada masa lalu bangsanya sehingga sulit tercipta yang berperadaban tinggi. Jangan pernah lupakan sejarah, itu yang diwanti-wanti oleh Bung Karno kepada pemuda Indonesia dahulu. Dialog ini juga menjadi teguran tidak langsung kepada para wakil rakyat yang ketika ditanya mengenai suatu perkara selalu mengelak dengan mengatakan tidak tahu, lupa, dan berusaha menutup-nutupi.
WARDA: …Tapi di luar sana, lamat-lamat kudengar orang bicara dengan sangat yakin tentang kebebasan dan kebersamaan. Tentang demokrasi dan stabilitas. Tentang fanatisme dan kerukunan. Tentang hal-hal yang saling bertolak belakang. Aku ingin berkomentar, tapi leher tercekik, suaraku terbungkam, tak sanggup menembus dinding bangunan ini. Aku Cuma sanggup bertanya, dalam hati. Siapa mereka? Dan siapa aku?
Dialog diatas menunjukkan maraknya janji para petinggi pemerintahan yang digembar-gemborkan. Janji yang menjanjikan kemakmuran dan ketentraman rakyat. Namun dalam kenyataan aplikasinya tidak ada, tinggallah janji belaka, berkelit dengan alasan yang dibuat seakan masuk akal. Sistem yang juga membatasi ruang kebebasan rakyat untuk menyuarakan pemikirannya begitu juga media kala itu. Seakan memberi jalan seluas-luasnya. Rakyat menjadi boneka yang harus mengikuti model pemerintahan tanpa keberdayaan menempatkan diri karena penyalahgunaan militer.
Nyanyian DR.SALIM juga mendukung hal ini, berikut nyanyian yang terselip dalam pidato DR.SALIM
DR.SALIM: (MENYANYI)
Jangan percaya gossip murahan
Jebakan isu yang menyesatkan
Pelihara harmoni emosi
Jaga kesehatan nurani
Wo…. O….
Camkan! Masa depan negara dan bangsa, ada di tanganmu!
Penggunaan fenomena sosial sebagai lahan bisnis yang seharusnya dapat membantu meringankan beban, namun justru menambah kesengsaraan rakyat. Rakyat tidak dapat berbuat apapun karena tidak ada pilihan lain.
WARDA-9: (MARAH) Inikah yang kita sebut solidaritas? Aku memberi tahu apa yang kualami, kalian cuma muntah.
Apa sama sekali tidak ada komentar? Usulan pencegahan? Aku bingung dan tersiksa, kalian Cuma muntah. Mana solidaritas kalian?
WARDA-2: di dalam bisnis tidak ada solidaritas. Ho-ek..
WARDA-3: kita adalah burung kondor. Saling memagsa. Ho-ek.
WARDA-5: Jo-ek. Kita karnovora.
WARDA-6: predator. Ho-ek.
WARDA-9: Aku doakan, kalian mengalami apa yang kualami.
Pelayanan kemasyarakatan selalu mengalami ketelatan. Rakyat miskin terbengkalai tak sanggup memenuhi kebutuhan hidupnya, namun janji yang diberikan oleh petinggi pemerintahan tak kunjung datang. Selalu ada alasan untuk mengulur dan berkelit tiada habisnya.
DR.SALIM: (MEMBERI PENJELASAN DENGAN RINCI DAN MENGGEBU-GEBU)
Kami sudah meneliti penyakit saudara. Dari A sampai Z. Tidak ada yang terlewat. Hasil tes dari lab juga sudah keluar. Hasil paling akhir, dan akurat. Setiap hasil langsung kami kaji ulang, sampai kami yakin tidak ada kekeliruan. Terus terang, kami kaget. Diluar dugaan. Ini penemuan baru. Luar biasa. Itu sebabnya kami datang dengan tim lengkap. Akan kami jelaskan, sumber dan proses penularan, perkembangan yang mungkin timbul, apa yang harus dilakukan agar sembuh, sekaligus upaya pencegahan supaya penyakit tidak menyebar dan orang lain tidak tertular.
Hahaha, saya bisa menulis buku tentang penyakit ini. Jadi, jangan heran jika saya perlu waktu yang cukup untuk menganalisa gejala-gejalanya.
SITI: Lama sekali. Satu bulan.
DR.SALIM yang digambarkan sebagai seorang yang memiliki posisi penting dalam naskah ini selalu mengulur waktu dan merugikan pasiennya. Sepertinya DR.SALIM tidak begitu memiliki keahlian yang selama ini diakui orang banyak. Disamping sudah tua ia juga sudah pikun. Hal ini dapat kita maknai dengan petinggi pemerintahan yang selalu menunda perkara dan membuat rakyat kelabakan menjalani hidup. Rakyat dibiarkannya terlantar.
Ada pula Lukana yang dalam naskah ini digambarkan sebagai orang gila yang tinggal bersama orang-orang pinggiran yang tidak mempunyai daya apa-apa. Lukana sebagai seorang yang sedang menanggung luka akibat cinta yangbertepuk sebelah tangan tanpa tahu kepada siapa cintanya itu ditujukan. Lukana terus berceloteh. Ia membahas keserakahan, keangkuhan dan kesombongan. Semua pikiran ia ocehkan, namun tiada yang sudi mendengarkannya. Seperti suara rakyat yang tidak pernah diindahkan dan tidak diberi kesempatan berpendapat. Ia menyanyikan segala mimpinya, mimpi akan kemakmuran negeri dan pemerintahan yang aman, arif, dan bijak. Namun Warda menganggap ocehannya tidak penting, seperti petinggi yang tidak senantiasa menganggap rakyat miskin itu bodoh dan tidak penting.
Semut di seberang lautan Nampak, gajah di pelupuk mata tak Nampak. Begitu pribahasa yang cocok untuk para petinggi pemerintahan bagi Lukana. Ia terus menyanyi dan mengulas kekayaan Indonesia yang melimpah. Tapi mengapa Indonesia bisa mengalami krisis ekonomi? Lukana bersedih. Kemana semua kekayaan alam itu, semua dicuri oleh orang asing, dan parahnya orang asing itu dibantu oleh penguasa negeri ini oleh wakil rakyat yang selalu memanfaatkan rakyat kecil sebagai media bisnis. Wakil rakyat yang selalu menggerogoti negeri dan memperkaya diri sendiri. Muncul berbagai partai dengan bendera masing-masing yang berkibar di tiang kokoh.
N. Riantiarno menampilakan miniatur dan kritik krisis ekonomi yang disebut krisis moneter oleh masyarakat meski belum tentu semua dari mereka faham apa itu krisis moneter. Namun sedikit definisi sudah cukup bagi mereka untuk menggunakan istilah ini.
WARDA-1: 1 Oktober
WARDA-2: 3500.
WARDA-1: 1 November
WARDA-3: 4500.
WARDA-1: 1 Desember
WARDA-5: 5500.
WARDA-1: 1 Januari
WARDA-2: 9000.
WARDA-1: 6 Januari
WARDA-3: 4000. Katanya.
WARDA-4: Menghtung apa? Menghitung apa?
WARDA-1: 7 Januari
WARDA-5: 10.000.
WARDA-1: 9 Januari
WARDA-2: 11.000.
WARDA-4: Menghitung apa? Menghitung apa?
WARDA-1: Masih, 9 Januari.
WARDA-3: 12.000.
WARDA-5: 13.000.
WARDA-6: 14.000.
WARDA-7: 16.000.
WARDA-8: Pusing aku. Pusing. Tigapuluh tahun membangun usaha, hancur dalam tiga bulan. Please jangan dihitung lagi..
WARDA-4: Menghitung apa? Menghitung apa?
WARDA   : (KOOR) Fasilitas tanpa batas
Tender modal nol
Libur pajak maksimal
Persaingan global
Kredit bunga tinggi
Agunan manipulasi
Kurs valas melambung
Ekonomi limbung
Dari dialog ini telah jelas bahwa keadaan ekonomi lokal yang tidak karuan menimbulkan nilai rupiah semakin turun atas valuta asing. Bahkan dengan begitu cepatnya rupiah yang sudah tiga puluh tahun dibangun dengan penuh perjuangan para pemuda dari zaman kerajaan, zaman penjajah, hingga kemerdekaan datang. Persaingan global dan keadaan ekonomi yang tidak arif menimbulkan pajak naik, kurs valas melambung tinggi dan ekonomi kacau. Dalam situasi seperti ini masyarakat semakin melarat. Petinggi dan juragan menggunakan jalan politik untuk memanfaatkan rakyat demi diri sendiri. Fluktuasi kurs, likuidasi, semua menyebabkan depresi dan stress. Reformasi menjadi pilihan utama mengatasi krisis ini. semua diborong dan ditimbun, kemudian semua dijual. Rakyat semakin menderita.
WARDA: (KOOR) Harta karun di dalam negeri
Depositi di luar negeri
Harta bergerak, harta diam
Simpan, pendam dalam-dalam
Masa depan bisnis makin suram
SDM. (S)elamatkan (D)iri (M)asing-masing
Buat apa pusingkan arang lain
Lebih baik cinta diri sendiri
Jual semua, bangkrutkan usaha
Lalu menangislah seperti biasa
Den, Den,  paring-paring Den, Den…
Den, Den,  paring-paring Den, Den…
Tawurji-tawur, selamat panjang umur..
Tawurji-tawur, selamat panjang umur..
Jika kita perhatikan petikan dialog yang dilakukan oleh Warda diatas dapat kita tarik wacana bahwa Indonesia mengandung harta orang lain. Kekayaan Indonesia yang melimpah terus dikeruk oleh pihak asing tanpa adanya imbas cukup baik kepada negara ini. Kasus Freeport menjadi salah satu contoh fenomena ini. Sikap pemerintahan yang tidak terlalu memikirkan nasip rakyat juga menjadi fenomena sosial yang mencolok dan menuangkan kegeraman rakyat. Namun dalam hal ini rakyat tidak mampu berbuat apapun karena rakyat bukanlah siapa-siapa. Hal ini dapat kita perhatikan dalam potongan dialog berikut.
WARDA: …Tapi di luar sana, lamat-lamat kudengar orang bicara dengan sangat yakin tentang kebebasan dan kebersamaan. Tentang demokrasi dan stabilitas tentang fanatisme dan kerukunan. Tentang hal-hal yang saling bertolak belakang. Aku ingin berkomentar, tapi leher tercekik, suaraku terbungkam, tak sanggup menembus dinding bangunan ini. aku Cuma sanggup bertanya, dalam hati. Siapa mereka? Dan siapa aku?
Terdapat berbagai fenomena sosial yang disampaikan dalam dialog diatas, namun rakyat tak mampu berbuat apa-apa. Krisis ekonomi ini melanda Indonesia bermula pada tahun 1997 oleh pemerintahan Pak Harto dengan politik militernya yang ekstrim hingga pada ujung pemerintahan Pak Harto dilengserkan oleh demo para mahasiswa dan rakyat umum. Kemudian pemerintahan berganti ke tangan Habibie. Kondisi nilai rupiah yang memprihatinkan atas kurs dolar dengan fluktuatif yang tak menentu membuat rakyat semakin sengsara dan kelabakan. Krisis moneter memuncak, dunia kacau, perekonomian kacau, kehidupan rakyat kecil kacau. Konversi rupiah semakin turun dimata valas.
PEMANDU-2: (MEMANDU) Mr. en Mrs. Krismon! Fluktuasi. Konversi. Bujetasi. Observasi. Normalisasi. Abnormalisasi. Diversifikasi. Deviasi. Akuntansi. Akuisisi. Devaluasi. Standarisasi. Resesi. Likuidasi. Depresi. Represi. Imajinasi. Halusinasi. Kursisisasi. ASI. Basi. Hatsii! (MELANJUTKAN DENGAN BAHASA YANG TIDAK DIMENGERTI)
Krisis ekonomi memuncak pada akhir pemerintahan orde baru oleh Pak Harto. Pada masa ini seluruh penjuru negeri benar-benar kelabakan karena arus ekonomi yang tak menentu dan tidak dapat memberi jaminan hidup bagi rakyat hingga akhirnya Pak harto diminta turun dari jabatanya sebagai kepala negara ini. Opera sembelit menggambarkan hal ini dengan puncak konflik ketidakterimaan warga kepada DR.SALIM atas derita yang ditanggung warga setelah melakukan operasi sesar kepadanya. Semua warga meminta DR.SALIM segera dicopot menjadi pemimpin klinik.
SITI:  (MELEDAK BERTERIAK) Diam!!! Saya tidak mau lagi dengar ocehan itu. Ini sudah lebih dari apa yang seharusnya saya tanggung. Saya sudah tidak tahan lagi. Dokter Salim, nasjis suami saya tidak lagi berupa najis kambing. Itu sudah lewat, sebulan yang lalu. Yang terjadi sekarang ini adalah, Warda sudah tidak bisa berak lagi. Pengeluarannya sudah macet.  Dia sembelit.
Tinja Warda yang semula berupa tahi kambing dan sudah berobat ke klinik DR.SALIM namun tidak mendapat solusi. Bahkan sekarang Warda tidak bisa buang tinja. Mampet total, dan parahnya lagi hal ini mewabah ke seluruh manusia. Seperti Warda yang mengalami hal demikian perekonomian Indonesia macet gara-gara krisis yang tak berkesudahan. Hal ini dikritik lagi oleh naskah Opera Sembelit dengan menampilkan dialog yang sama oleh para Warda berulang kali. Maksud dari perulangan itu ialah konflik politik dan sosial terkait ekonomi di Indonesia selalu saja muncul dan tidak menemukan titik akhir penyelesaian yang menguntungkan banyak pihak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar