Mahasiswa Offering AA Angkatan 2010 Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pesan Sosial drama “Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi”

Pesan Sosial drama “Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi” adaptasi bebas dari Cerpen Seno Gumira Ajidarma
Oleh: Pradicta Nurhuda

Naskah drama merupakan satu karya sastra yang diterima oleh suatu masyarakat, karena mencerminkan nilai-nilai yang masih dapat diterima oleh suatu ikatan sosial, artinya dapat mencerminkan sistem nilainya dan hubungannya dari kondisi masyarakat itu sendiri. Pada dasarnya naskah tersebut lebih menekankan sasarannya pada masyarakat. Tujuannya adalah untuk menyentuh perasaan individu yang berada di dalam masyarakat. Dan kandungan yang ada di dalamnya merupakan pengambaran dari konsisi masyarakat serta peristiwa-peristiwa yang di alami oleh pengarang. Seperti yang tercermin dalam drama 7 babak “Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi” yang diadaptasi dari cerpen Seno Gumira Ajidarma. Ceritanya seakan memberikan kritik pedas dalam menyoroti masalah yang selama ini ada di masyarakat. Terutama sikap lelaki yang kebanyakan mata keranjang ketika melihat seorang wanita cantik dan seksi dan sering menggoda wanita seksi ketika melintas di depannya. Disini digambarkan banyak lelaki yang berimajinasi kemana-mana ketika mendengar suara wanita bernama Zus.

Terlihat dalam drama ini, kritik sosial terhadap masalah yang terjadi dalam realita sosial masyarakat, terutama masyarakat perkotaan yang moral asusilanya sudah mulai rusak, salah satunya dikarenakan era globalisasi yang masuk ke Indonesia, misalnya dari tontonan televisi yang menyajikan tayangan sensual. Kerusakan moral tersebut bisa dilihat dari banyaknya kasus pelecehan seksual terhadap kaum wanita akhir-akhir ini, baik di televisi maupun koran. Seperti halnya asap yang berasal dari api, jika api tidak dinyalakan tentu asapnya tidak ada. Jika dihubungkan dengan kejadian pelecehan seksual terhadap wanita, kebanyakan terjadinya pelecehan akibat ulah si wanita terlebih dahulu yang memancing hasrat pria untuk melakukan pelecehan, seperti pakaian yang terlalu mini, terlalu sensual, dll. Seperti yang tergambar dalam drama “Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi” ini, akibat nyanyian seorang wanita ketika mandi, seluruh pria di komplek perumahan menjadi berpikiran macam-macam dan negatif. Jika dihubungkan dengan hadist, memang benar kalau wanita itu dilarang bersuara dengan keras karena akan menimbulkan syahwat. Seperti dalam Islam, wanita dilarang adzan karena suaranya bisa didengarkan oleh lelaki dan ditakutkan akan menimbulkan syahwat.


Ceritanya dengan santai berkisah perihal masalah kecil di sebuah komplek perumahan yang tiba-tiba ‘heboh’. Pasalnya, ada seorang wanita bernama Zus yang suka menyanyi di kamar mandi. Suaranya yang dianggap seksi oleh para lelaki di perumahan tersebut diklaim meresahkan masyarakat. Kenapa bisa ya?? Iya, soalnya gara-gara mendengar suara Zus yang suka menyanyi di kamar mandi, para lelaki jadi punya imajinasi liar, berpikiran yang macam-macam. Seperti yang terlihat pada kutipan naskah dibawah ini,
PAK RT     : (Kepada Hansip)
heh! Mana? Lama benar.
HANSIP     : Sabar Pak, sebentar lagi
LELAKI     : Waktunya selalu tepat Pak, tak pernah meleset.
PAK RT     : (manggut-manggut dengan bijak, kemudian melihat Arloji)
Masih satu menit lagi.

Satu menit segera lewat. Terdengar derit pintu kamar mandi. Serentak orang-orang yang mengiringi Pak RT mengarahkan telinganya ke lobang angin, seperti mengarahkan antena   parabola ke amerika seraya mengacungkan telunjuk di depan mulut

SEMUA       : Sssssstt..!!

Pak RT melihat  wajah-wajah yang bergairah, bagaikan siap dan tak sabar lagi mengikuti   permainan yang seolah-olah paling mengasyikkan di dunia. Lantas segalanya jadi begitu  hening. Bunyi pintu yang ditutup terdengar jelas. Begitu pula bunyi resluiting  itu, bunyi  gesekan kain-kain busana itu, dendang- dendang kecil itu, yang jelas suara wanita. Lantas byar-byur-byar-byur. Wanita itu rupa-ruapnya mandi dengan dahsyat sekali. Bunyi gayung menghajar bak mandi mantab  dan  penuh  semangat.   Namun  yang  dinanti-natikan pak rt bukan itu. Bukan pula  bunyi gesekan sabun ke tubuh yang  basah, yang sangat terbuka untuk ditafsirkan sebebas-bebasnya. Yang  ditunggu Pak RT adalah suara wanita  itu.  Dan memang  dendang  kecil  itu segera menjadi nyanyian yang mungkin tidak teralu merdu tapi ternyata merangsang khayalan menggairahkan. Suara wanita itu serak-serak basah, entah apa pula yang dibayangkan orang-orang dibalik tembok dengan suara yang serak-serak basah itu. Wajah mereka seperti orang lupa dengan keadaan sekelilingnya. Agaknya  nyanyian wanita  itu telah menciptakan sebuah dunia di kepala mereka dan mereka sungguh-sungguh senang berada disana.

HANSIP      :  (Tersadar Dan Tetap Berbisik)
 Nah, benar kan Pak?

Dengan adanya kejadian aneh yang dialami lelaki-lelaki di komplek tersebut, ibu-ibu di komplek mengeluh dan melakukan demo kepada Pak RT. Mereka menuntut pak RT untuk mengambil tindakkan tegas terhadap Zus supaya diusir dari komplek.

Depan rumah Pak RT ibu-ibu warga sepanjang gang itu ribut dengan Pak RT. Hansip melerai.

PAK RT    : Saya tidak percaya
IBU-IBU    : Bapak  boleh  tidak  percaya, tapi  suara  itu  telah  merugikan  warga  di kampung ini
IBU-IBU    : Betul Pak, terutama yang sudah berkeluarga seperti kami.
IBU-IBU      : Semenjak suara itu mulai muncul, kebahagiaan rumah tangga kami terganggu
PAK RT      : Kok bisa?       
IBU-IBU      : Aduh, Pak RT belum dengar sendiri sih!
IBU-IBU      : Suaranya sexy sekali! Saya bilang Sexy sekali, bukan hanya sexy.
IBU-IBU     : Kalau mendengar suaranya, orang langsung membayangkan adegan- adegan erotis Pak!
PAK RT       : Sampai segitu?
IBU-IBU    : Ya, sampai begitu! Bapak kan tahu sendiri, suaranya yang serak-serak basah itu disebabkan karena apa!
PAK RT      : Karena apa? Saya tidak tahu.
IBU-IBU      : Karena sering dipakai dong!
PAK RT      : Dipakai makan maksudnya?
IBU-IBU      : Pak  RT  ini  bagaimana  sih?  Makanya jangan terlalu sibuk  mengurusi  kampung. Sesekali nonton  BF kek, untuk selingan supaya tahu dunia luar.
PAK RT      : Saya, Ketua RT, harus nonton BF, apa hubungannya?

IBU-IBU      : Supaya Pak RT tahu, kenapa suara yang serak-serak basah itu sangat berbahaya untuk stabilitas sepanjang Gang ini.
IBU-IBU      : Apa  Pak  RT  tidak tahu  apa  yang  dimaksud  dengan  adegan-adegan erotis?  Apa  Pak RT tidak tahu dampaknya  bagi  keidupan  keluarga?  Apa Pak RT selama ini  buta kalau hampir semua suami di gang  ini menjadi  dingin di tempat  tidur? Masak  gara-gara nyanyian seorang wanita yang indekost di tempat ibu Saleha, kehidupan seksual warga masyarakat harus terganggu? Sampai kapan semua ini berlangsung?
IBU-IBU      : Kami ibu-ibu sepanjang gang ini sudah sepakat, dia harus diusir!
IBU-IBU      : (Bersahutan) Ya, di usir!!



Permintaan ibu-ibu pun di penuhi oleh pak RT. Pak RT malu-malu menjelaskan dengan penuh perhatian dan wanita itu menerima usulan Pak RT untuk tidak lagi menyanyi di kamar mandi.
ZUS            : Jadi suara saya terdengar sepanjang gang di belakang rumah?
PAK RT         : Betul, Zus.
ZUS              : Dan ibu-ibu meminta saya agar tidak menyanyi supaya suami mereka tidak berpikir yang bukan-bukan?
PAK RT         : Ya, kira-kira begitu Zus.
ZUS            : Jadi selama ini ternyata  para  suami  di sepanjang gang dibelakang rumah  membayangkan tubuh saya telanjang ketika mandi,  dan membayangkan bagaimana seandainya saya bergumul dengan mereka di ranjang, begitu?

Pak RT dan hansip saling berpandangan dan malu.

ZUS            : Baiklah Pak RT, Saya usahakan untuk tidak menyanyi di kamar mandi. Akan saya usahakan  agar  mulut saya tidak mengeluarkan  suara sedikit pun.
PAK RT          : Aduh, terimakasih  banyak Zus. Harap maklum Zus, saya cuma tidak ingin masyarakat menjadi resah.
ZUS               : Iya Pak, sama-sama.

Bahkan setelah Pak RT meminta Zus tidak lagi menyanyi di kamar mandi, masalah belum selesai. Karena bahkan setelah si wanita itu tak lagi menyanyi di kamar mandi, para lelaki di komplek perumahan itu masih saja membayangkan yang tidak-tidak ketika mendengar suara ‘jebyar-jebyur’ air di kamar mandi. Suara air tersebut, menurut mereka, mengingatkan mereka pada Zus yang dahulu suka menyanyi di kamar mandi. Ibu-ibu ngotot meminta Zus harus diusir dari komplek perumahan tersebut.
Tiba-tiba hansip datang dengan tergopoh-gopoh.                 

HANSIP         : Pak Rt! Pak Rt! Gawat Pak Rt! Kaum ibu sepanjang gang ternyata masih resah pak!
PAK RT          : Ada apa lagi? Wanita itu sudah tidak menyanyi lagi kan?
HANSIP         : Betul Pak, tapi menurut laporan ibu-ibu pada saya, setiap kali mendengar   bunyi jebar-jebur dari kamar mandi  itu, para suami membayangkan suaranya yang serak-serak basah. Dan karena membayangkan suaranya yang serak-serak basah yang sexy, lagi-lagi meraka membayangkan pergumulan di ranjang dengan wanita itu Pak. Akibatnya, kehidupan seksual warga  kampung  sepanjang gang  ini masih  belum  harmonis. Para ibu mengeluh  suami-suami  mereka masih dingin, pak!
PAK RT          : Jangan-jangan khayalan para  ibu  tentang  isi kepala  suami mereka sendiri  juga berlebihan! Kamu sendiri bagaimana?  Apa kamu juga membayangkan yang tidak-tidak meski hanya mendengar jebar-jebur orang mandi saja?
HANSIP        : (Tersenyum Malu)
Saya belum kawin, pak.
PAK RT         : Aku tahu, maksudku kamu membayangkan adegan-adegan erotis atau tidak kalau mendengar dia mandi?
HANSIP        : Ehm! Ehm!
PAK RT          : Apa itu Ehm-Ehm?
HANSIP        : Iya, Pak.
PAK RT          : Nah, begitu dong terus terang. Jadi ibu-ibu maunya apa?
HANSIP         : Mereka ingin minta wanita itu diusir Pak.
PAK RT          (Berpikir Sejenak)
Tidak mungkin, wanita itu tidak bersalah. Bahkan melarangnya nyanyi  saja sudah keterlaluan.
HANSIP       : Tapi imajinasi porno itu tidak bisa dibendung Pak.
PAK RT          : Bukan salah wanita  itu dong! Salahnya  sendiri kenapa  mesti membayangkan yang tidak-tidak? Apa tidak ada pekerjaan lain?
HANSIP         : Salah atau tidak, menurut ibu-ibu adalah wanita itu penyebabnya Pak. Ibu-ibu tidak mau tahu. Mereka menganggap   bunyi  jebar-jebur itu masih mengingatkan bahwa itu selalu diiringi nyanyian bersuara serak- serak  basah yang  sexy, sehingga  para  suami  masih  membayangkan suatu pergumulan di ranjang yang seru!

Apakah kepergian Zus menyelesaikan masalah dan membuat warga menjadi damai kembali?
Sehari setelah Zus pergi, di sebuah teras rumah salah seorang warga, bercakap-cakap sepasang suami-istri. Si suami berkata bahwa jam-jam ini, adalah waktunya Zus mandi. Ia  mandi dengan penuh semangat, suaranya yang seksi selalu mengiringi suara air membasahi tubuhnya yang padat berisi. Si suami tak henti-hentinya berimajinasi tentang wanita itu. Tentunya hal ini membuat si istri marah si istri berteriak minta tolong, ternyata teriakannya disambut oleh ibu-ibu lain di daerah itu.
Pak RT menjadi kalang kabut menghadapi persoalan ini. Tindakkannnya mengusir wanita tersebut dari daerah kekuasaannya ternyata tidak membuahkan hasil. Wanita tersebut memang telah pergi, tetapi imajinasi tentang wanita itu tetap ada dalam benak kaum lelaki di daerah itu. Pak RT segera mengambil tindakan tegas. Ia memerintahkan para kaum ibu untuk ikut program senam kebahagiaan rumah tangga, dengan tujuan agar para ibu di daerahnya dapat membahagiakan suami mereka di tempat tidur. Pak RT juga mengeluarkan peraturan baru, yaitu “DILARANG MENYANYI DI KAMAR MANDI”.
SUAMI        : Biasanya jam segini dia mandi
ISTRI           : Sudah. Jangan diingat-ingat!
SUAMI         : Biasanya  dia  mandi  dengan  bunyi jebar-jebur dan  menyanyi  dengan suara serak-serak basah.
ISTRI           : Sudahlah. Kok malah diingat-ingat sih?
SUAMI           : Kalau dia menyanyi suaranya sexy sekali. Mulut wanita itu hebat sekali, bibirnya merah dan basah. Setiap kali mendengar bunyi sabun menggosok  kulit aku tidak bisa tidak membayangkan  tubuh yang begitu penuh dan berisi. Seandainya tubuh itu ku peluk dan kubanting ke tempat tidur. Seandainya ..

Belum habis kalimat suami itu, ketika istrinya berteriak keras sekali, sehingga terdengar sepanjang gang.

ISTRI             : Tolooooooooong! Suami saya berkhayal lagi! Tolooooooooooong!

Ternyata  teriakan  itu bersambut. Dari  setiap teras  rumah, terdengar teriakan para ibu melolong-lolong.

IBU-IBU        : Tolooooooooong!  Suami  saya memanggil-manggil nama  wanita itu. Tolooooooooong!
IBU-IBU        : Tolooooooooong! Suami saya membayangkan adegan seru lagi dengan wanita itu! Tolooooooooong!
IBU-IBU         : Tolooooooooong! Kami  sedang berdua, tapi suami saya tidak mau bergerak sama sekali! Tolooooooooong!
PAK RT     : Bagaimana caranya menertibkan imajinasi?

Musik suasana geger. Hansip berlari kian kemari menenangkan ibu-ibu. Pak RT muncul di tengah keramaian itu.

PAK RT      : Baiklah, Bapak-bapak Ibu-Ibu saya sudah memutuskan,  akan mendirikan fitness  centre di kampung  ini.  Di fitness  centre itu akan diajarkan Senam Kebahagiaan  Rumah Tangga yang wajib diikuti ibu-ibu, supaya bisa membahagiakan suaminya. pembukaan fitness center itu  kelak,  kalau bisa dihadiri Jane Fonda, Ade Rai, Viki  Burki, dan Miyabi.

Lampu padam. Kemudian terang di suatu sudut dimana hansip sedang memasang  tulisan   ‘DILARANG MENYANYI DI KAMAR MANDI’ di bawah tulisan ’PEMULUNG DILARANG MASUK’.


Drama ini berangkat dari Cerpen Seno Gumira Ajidarma “Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi” yang merupakan sosok kreatif dan tak ada matinya kalau sudah berurusan tingkah laku sosial keseharian manusia (Indonesia). SGA begitu pandai dalam mengolah tema yang sederhana tapi bisa menimbulkan imajinasi kemana-mana dan bisa memberikan sisi menarik yang sebelumnya tak pernah terpikirkan orang lain. Hal-hal yang luput dari perhatian kita bisa menjadi tema yang luar biasa di tangan dinginnya.
Drama ini begitu kental dengan cerminan tentang kondisi di masyarakat. Tentang manusia yang hipokrit, manusia yang terlalu sibuk untuk sekadar menyapa atau mendengarkan karena dalih pekerjaan, istri-istri yang menuduh suaminya berpikiran negatif, ataupun dasarnya suami-suami memang pikirannya sudah negatif. Padahal realita kehidupan sehari-hari, kesalahan suami yang mempunyai sifat buruk tersebut kebanyakan berawal dari masalah istri yang selalu membuatnya bosan, istri-istri ini tidak pernah dandan, tidak menarik di depan suami dan hanya memakai daster kucel, sehingga suami berusaha mencari kesenangan lain seperti berimajinasi kemana-mana ketika mendengar wanita mandi, dll.
Kelebihan drama ini adalah dari sisi pesan sosial terhadap masyarakat khususnya masyarakat kota yang dikemas dalam cerita drama yang lucu dan ceritanya tampak casual dan indah. Pesan sosial diungkapkan melalui cerita yang merakyat dan membuat penonton terseret dalam khayalan cerita yang berusaha diciptakan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar