ANAK-ANAK
TEMBAKAU
Jamal D. Rahman
Oleh: Zakiah
Alif Syakura
kepada petani tembakau di Madura
kami anak-anak tembakau
tumbuh di antara anak-anak batu
nafas kami bau kemarau campur cerutu
bila kami saling dekap,
kami berdekapan dengan tangan kemarau
bila kami saling cium,
kami berciuman dengan
bau tembakau
langit desa kami rubuh seribu kali
tapi kami tak pernah menangis
sebab kulit kami tetap coklat
secoklat tanah
tempat kami menggali airmata sendiri
langit desa kami rubuh seribu kali
tapi kami tak pernah menyerah
pada setiap daun tembakau
kami urai urat hidup kami
pada setiap pohon tembakau
kami rangkai serat doa kami
Potret Kehidupan Anak Tembakau dalam Sajak Jamal D. Rahman; “Anak-anak
Tembakau”
Kritik
esai ini menitik beratkan pada pendekatan mimetik. Istilah mimetik berasal dari bahasa Yunani mimesis
yang berarti ‘meniru’,‘tiruan atau ‘perwujudan’. Secara umum mimetik dapat
diartikan sebagai suatu pendekatan yang memandang karya sastra sebagai tiruan
atau pembayangan dari dunia kehidupan nyata. Mimetik juga dapat diartikan
sebagai suatu teori yang dalam metodenya membentuk suatu karya sastra dengan
didasarkan pada kenyataan kehidupan sosial yang dialami dan kemudian dikembangkan
menjadi suatu karya sastra dengan penambahan skenario yang timbul dari daya
imajinasi dan kreatifitas pengarang dalam kehidupan nyata tersebut.
Pendekatan lain yang digunakan sebagai pendekatan penunjang adalah pendekatan
pragmatik dan ekspresif. Hal tersebut karena untuk dapat mengaitkan karya
sastra dengan masyarakat diperlukan pengetahuan tentang latar belakang karya
sastra tersebut diciptakan, latar belakang pengarang, dan latar belakang
pembaca.
Jamal D. Rahman adalah sastrawan yang lahir di Lenteng Timur, Sumenep, Madura, 14 Desember 1967. Dia adalah alumnus
Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep, Madura dan kemudian IAIN (kini UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah menyelesaikan S2 pada Fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB-UI). Dia terlahir sebagai penulis sajak,
esai, kritik sastra, masalah kesenian dan kebudayaan di berbagai media massa. Perjalanan karir Jamal D. Rahman memang lancar. Ia kerap diundang mengikuti
acara-acara sastra di dalam luar negeri, antara lain Festival Seni Ipoh III,
Negeri Perak, Malaysia (1998), Program Penulisan Majelis Sastra Asia Tenggara
bidang Esai di Cisarua, Bogor (1999), Seminar Kritkan Sastra Melayu Serantau, Kuala
Lumpur (2001), dan Pertemuan Penulis Asia Tenggara (South-East Asian Writers
Meet) di Kuala Lumpur (2001), Festival Poetry on the Road di Bremen, Jerman
(2004). Selain itu, sajak-sajaknya juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Jerman dan dimuat
dalam berbagai antologi. Di Indonesia tulisan-tulisannya juga dimuat dalam sejumlah buku,
diantaranya Islam dan Tranformasi Sosial-Budaya (1993), Romo Mangun di Mata
Para sahabat (1997), tarekat Nurcholishy (2001), dan Ulama Perempuan Indonesia
(2002).
Setelah mengetahui sekilas latar belakang penulis di atas, kritik esai
ini akan lebih berfokus pada salah satu karya sajak Jamal D. Rahman, “Anak-anak
Tembakau”, yang terlahir pada tahun 2000. Sesuai dengan tempat dia tumbuh,
dalam sajak ini tercermin kehidupan anak-anak tembakau. Hal itu juga tercermin
dalam tulisan kepada petani tembakau di Madura yang tertera di awal sajaknya.
Jamal mempermudah pembaca ataupun pengkritik mengetahui sajak tersebut telah
diperuntukkan pada petani tembakau di Madura.
kami anak-anak tembakau
tumbuh di antara anak-anak batu
nafas kami bau kemarau campur cerutu
Bait pertama ini seakan
mengondisikan Jamal sebagai bagian dari sajak. Itu ditunjukkan dalam pesona kami.
Dari sajak tersebut, Jamal memberitahukan bahwa di Madura—mungkin tepatnya di
Sumenep, karena sesuai dengan lingkungan Jamal pada saat di Madura—banyak tembakau.
Pada larik nafas kami bau kemarau campur cerutu, Jamal menggambarkan
secara tersirat kehidupan petani tembakau—dari kecil hingga dewasa, dari muda
hingga tua—penuh dengan kesengsaraan. Kesengsaraan itu tergambar karena dalam
kehidupan yang nyata hampir semua anak yang berada di lingkungan perkebunan
tembakau adalah pemakai tembakau itu sendiri. Kemalangan hidup anak tembakau
membuat tangan Jamal bangkit menuliskan sajak ini.
Masyarakat tembakau
saling berdekapan dengan kemiskinan, yang dalam hal ini diwakili dengan kata kemarau.
Kemarau dianggap masa yang paling membawa kesengsaraan bagi petani. Kegersangan
pada musim kemarau membuat tumbuhan sukar tumbuh dengan baik dan berdampak pada
penghasilan masyarakat itu sendiri. Jamal juga mengungkapkan bahwa baik suka
maupun duka masyarakat Madura itu tetap pada hasil tembakau.
Jamal tidak lupa
mengungkapkan sisi psikologi masyarakat Madura di antara kondisi lingkungannya.
Dia mengungkapkan masyarakat Madura bukanlah orang yang mudah putus asa, mereka
adalah orang yang gigih. Itu tertulis dalam sajaknya:
langit
desa kami rubuh seribu kali
tapi kami tak
pernah menangis
langit desa kami
rubuh seribu kali
tapi kami tak
pernah menyerah
Kemudian pada sajak
berikutnya:
sebab kulit kami tetap coklat
secoklat tanah
tempat kami menggali airmata sendiri
Bentuk pengungkapan Jamal bahwa masyarakat tembakau memiliki pedoman
hidup yang kokoh. Hal itu tergambar dari cuplikan sajak di atas, yang bermakna
baik suka maupun duka mereka tetap mengadu nasip di tempat mereka dilahirkan.
pada setiap daun tembakau
kami urai urat hidup kami
pada setiap pohon tembakau
kami rangkai serat doa kami
Pada bait terakhir,
Jamal memberi gambaran kegigihan masyarakat Madura sebagai petani tembakau. pada
setiap daun tembakau, kami urai urat hidup kami mengisyaratkan masyarakat
tersebut melangsungkan hidupnya dari daun tembakau. Daun yang dikeringkan dan
diolah menjadi rokok-rokok yang dijual di masyarakat luas. pada setiap pohon
tembakau, kami rangkai serat doa kami mengisyaratkan masyarakat Madura
membangun doa dan harapan seperti pohon tembakau yang kokoh.
Jamal dengan indah menggambarkan
kehidupan masyarakat Madura dalam sajak “Anak-anak Tembakau” ini. Dengan
menelaah sajak tersebut, orang dapat mengetahui kehidupan masyarakat Madura,
mata pencahariannya, dan karakter masyarakat Madura dalam bekerja.
1 komentar:
Blog dan artikelnya sangat bagus sekali gan...
Posting Komentar