Mahasiswa Offering AA Angkatan 2010 Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Suasana Batin dalam Cerpen Waktu Nayla karya Djenar Maesa Ayu




Suasana Batin dalam Cerpen Waktu Nayla karya Djenar Maesa Ayu
Oleh: Erni Retnosari
 


Waktu Nayla adalah salah satu cerpen yang menceritakan tentang kehidupan wanita yaitu Nayla yang merasa dikejar waktu karena ia divonis kalau umurnya hanya akan bertahan maksimal satu tahun dengan adanya penyakit kanker ganas pada ovariumnya. Itulah sekilas cerpen tentang Waktu Nayla karya Djenar Maesa Ayu. Lebih jauh tentang likuk-likuk dalam cerpen tersebut terlihat hal yang paling menonjol yaitu tentang keadaan batin tokohnya yang sedang terguncang.
Keadaan batin seseorang terkadang tentram dan terkadang terguncang, tergantung dari keadaan hidup yang dijalani saat itu. Ada beberapa pergulatan yang menimbulkan efek gangguan dalam diri jika keadaan yang dialami menekannya jauh dari ketenangan pikir. Semua akan terasa berbeda di saat hati tersentuh oleh kelembutan-kelembutan suasana yang mempu menentramkan jiwa dan hati. Ada kalanya, jiwa perlu dijaga selembut dan setenang mungkin untuk menghindari ketegangan yang nantinya akan berakibat pada ketimpangan hati. Untuk menelusuri tentang suasana batin dalam cerpen “Waktu Nayla” karya Djenar Maesa Ayu tersebut, terlebih dulu kita kenali tema, tokoh dan penokohan, serta konflik yang terkandung di dalam cerpen tersebut.
Ide sentral sebuah karya atau aktivitas yang bersifat abstrak. Ide sentral itu dapat melingkupi keseluruhan isi atau aktifitas yang dilakukan dalam tema tersebut. Jadi, tema adalah ide pokok dalam sebuah karya sastra. Setiap cerita mempunyai pokok pembicaraan yang menjadi dasar cerita. Dalam cerpen ini tampak pada kutipan kalimat dibawah ini:
“...Nayla sangat tidak ingin kehilangan waktu. Seperti juga ia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk melakukan banyak hal yang belum sempat ia kerjakan”. “Entah kapan persisnya Nayla mulai tidak bersahabat dengan waktu.....”.
Dalam kalimat di atas, tema tampak penggambarannya ketika Nayla yang tidak ingin kehilangan banyak waktu dan sudah mulai tidak bisa mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa tema dari cerpen “Waktu Nayla” ini adalah seorang wanita yang mengejar waktu sebelum kehilangan banyak hal.
Pendeskripsian tokoh dalam sebuah karya fiksi. Seperti siapa saja tokoh yang terlibat dalam karya fiksi tersebut, bagaimana watak dan karakter dari masing-masing tokoh, kedudukan masing-masing tokoh dalam cerita tersebut, berkedudukan sebagai tokoh utama atau berkedudukan sebagai tokoh tambahan. Sehingga pembaca bisa memahami secara mendalam serta bisa menganalisis suatu cerita fiksi. Dalam cerpen ini tampak pada kutipan kalimat dibawah ini:
“...Baru jam lima petang. Namun, langit begitu hitam. Matahari sudah lama tenggelam. Ia menjadi muram seperti cahaya bulan yang bersinar suram. Hatinya dirundung kecemasan.. Namun Nayla pada akhirnya menyerah...Nayla semakin menyesal telah membuang waktu untuk sebuah pertanyaan konyol yang sudah ia yakini jawabannya, yaitu jam lima petang...”

Dari kutipan kalimat diatas, disimpulkan bahwa sosok Nayla ini adalah tipe mudah menyerah, resah dan mudah cemas sampai akhirnya dia bertindak konyol dan sangat membuang-buang waktu. Itulah salah satu karakter dari tokoh Nayla.

“...Ketika tendangan halus menghentak dinding perutnya. Menyusui. Memandikan bayi. Bercinta malam hari. Menyiapkan sarapan pagi-pagi sekali. Rekreasi. Mengantar anak ke sekolah. Membantu mengerjakan pekerjaan rumah... Menuntunnya menjadi roda kebahagiaan keluarga. Mengingatkan kapan saatnya menabur bunga di makam orang tua, kakek, nenek dan leluhur. Membeli hadiah Natal, ulang tahun dan hari kasih sayang. Mengirim pesan sms kepada si pencari nafkah supaya tidak terlambat makan. Memperkirakan lauk apa yang lebih mudah dimasak supaya tidak terlambat menjemput anak di tempat les. Bercinta berdasarkan sistem kalender, kapan sperma baik untuk dimasukkan dan kapan lebih baik dikeluarkan di luar...”.

Dari kutipan kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa Nayla adalah sosok wanita yang penyayang dan mengasihi. Ketika dia menyusui, mengantar anak pergi kesekolah, megirim sms kepada suami waktunya makan siang, dan sebagainya. Itu sangat menunjukkan bahwa Nayla sangat menyayangi, dan sangat mengasihi keluarganya dengan cara perhatian yang ia berikan.

“...Membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Memarahi pembantu...”.
Dari kutipan kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa Nayla adalah ibu rumah tangga yang rajin dan disiplin. Ia membantu mengerjakan rumah seperti bersih-bersih dan memarahi pembantu mungkin ketika pembantunya melakukan kesalahan.

“...Bahkan Nayla merasa sudah tidak punya waktu untuk sekadar memanjakan perasaan. Tidak nongkrong bersama teman-teman. Tidak belanja perhiasan. Tidak pergi ke klab malam... Menanti pujian dengan rasa berdebar. Bercinta dengan rasa, jantung, dada, hati, tangan, kaki, payudara, vagina, leher, punggung, ketiak, mata, hidung, mulut, pipi, raga, berdebar...

Dari kutipan kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa Nayla adalah suka membuang-buang waktu di masa mudanya. Hidupnya terlalu bebas dan tidak terarah. Masa-masa mudanya ia pergunakan hura-hura saja, tidak mempergunakan atau memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Dalam hidupnya hanya mencari kepuasan batin semata tanpa berfikir kalau hidupnya tidaklah kekal untuk selamanya.
Latar suasana berhubungan dengan keadaan atau situasi dalam peristiwa-peristiwa dalam sebuah karya fiksi.
 Dalam cerpen ini tampak pada kutipan kalimat dibawah ini:
“...Hatinya dirundung kecemasan... Nayla sangat tidak ingin kehilangan waktu... Mata Nayla berkunang-kunang... Suara alarm itu, adalah suara yang sama dengan suara dokter yang mengatakan bahwa sudah tidak ada harapan untuk sembuh...”
Dari kutipan kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa cerpen Waktu Nayla ini berlatar suasana penuh ketegangan, kecemasan, kegundahan, dan kebingungan. Karena pada kutipan kalimat di atas tergambar dengan jelas bahwa Nayla ini cemas, tegang, bingung karena takut ia tidak bisa melakukan hal banyak sebelum ajal menjemputnya. Serta penuh kesedihan dan keterharuan saat Dokter memvonis Nayla kalau umurnya tidak lama lagi hanya menghitung hari tidak ada harapan untuk sembuh.
Selanjutnya untuk konflik dalam cerpen Waktu Nayla tersebut dibangun oleh tiga peristiwa kecil, yaitu (a) Nayla tidak percaya kalau sudah pukul 17.00, (b) Nayla mengendarai mobil dengan kecepatan penuh (c) Nayla bertanya dengan gerombolan anak muda yang sedang nongkrong.
Tiga peristiwa ini memilki hubungan sebab akibat, yaitu Nayla yang sangat bingung dan tidak percaya bahwa hari itu sudah pukul 17.00 menyebabkan ia ngebut dank arena masih tidak percaya dan bingung saat itu pukul berapa ia bertanya dengan gerombolan anak-anak muda yang sedang nongkrong. Tiga peristiwa ini masih dikembangkan menjadi beberapa peristiwa yang lebih kecil lagi atau penjelasan-penjelasan lain yang bersifat deskriptif.
Peristiwa (a) Nayla dirundung kecemasan dikembangkan menjadi peristiwa yang lebih kecil lagi. Namun, dalam pengembangan di sini lebih ditekankan pada watak dan pikiran tokoh Nayla. Nayla seorang wanita karir yang berkecukupan, mempunyai banyak kebahagiaan tetapi tiba-tiba saja semua kebahagiaan itu lenyap. Dijelaskan pada episode berikutnya. Sehingga tokoh Nayla selalu sedih dan cemas bahkan ia tak percaya dengan dirinya sendiri dan segala sesuatu yang sudah jelas benar masih saja ia ragukan yaitu waktu. Nayla tidak percaya kalau sudah pukul 17.00, hal ini aneh karena wanita dengan kualitas Nayla masih bingung dengan waktu.
Peristiwa (a) tersebut menyebabkan terjadinya peristiwa (b) yaitu Nayla mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi karena ia begitu khawatir kalau waktu itu memang benar-benar pukul lima sore. Dalam mobil Nayla berpikir bahwa saat itu memang pukul lima sore meskipun masih terang karena cuacanya memang sedang bagus tetapi ia tetap berharap bahwa saat itu belum pukul 17.00. Peristiwa (b) tersebut menyebabkan terjadinya peristiwa (c) yaitu Nayla berhenti dan bertanya kepada gerombolan anak muda yang sedang nongkrong di pinggir jalan semua anak muda yang ada disitu memberikan jawaban yang sama hanya pada menitnya yang berbeda yakni pukul lima sore lebih beberapa menit.

Pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita. Yaitu kehidupan manusia tidaklah kekal/ abadi. Manusia haruslah sadar akan hal itu sehigga tidak membuang-buang waktu hanya untuk berhura-hura dan mencari kesenangan batin semata. Kita harus lebih mensyukuri hidup dengan mempergunakan waktu dengan sebaik-sebaiknya dan melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat, seperti pepatah bahwa waktu itu adalah uang. 
Paham yang dianut oleh sastrawan atau pengarang dalam mengekspresikan diri untuk menghasilkan karya. Dalam cerpen ini tampak pada kutipan kalimat dibawah ini:
“...Bercinta berdasarkan sistem kalender, kapan sperma baik untuk dimasukkan dan kapan lebih baik dikeluarkan di luar... Bersentuhan tangan ketika memasangkan celemek di paha kekasih dengan tangan bergetar... Memilih baju terbaik setiap ada janji dengan pacar dengan jantung berdebar. Menanti pujian dengan rasa berdebar. Bercinta dengan rasa, jantung, dada, hati, tangan, kaki, payudara, vagina, leher, punggung, ketiak, mata, hidung, mulut, pipi, raga, berdebar... Nonton N’SYNC dan dipanggil ke atas panggung untuk diberi kecupan oleh Justin Timberlake. Bertinju dengan Moehammad Ali.  Mengalahkan Michael Jordan. Merebut suami Victoria Beckham...”(hlm 2-3).

Dari kutipan kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa cerpen Waktu Nayla ini menggunakan aliran Naturalisme karena melukiskan keadaan yang sewajarnya, cenderung melukiskan keadaan yang buruk lebih dari kenyataan yang sebenarnya karena ingin memberikan gambaran yang nyata tentang kebenaran. Pengarang tidak segan-segan melukiskan tentang kecabulan, kemesuman secara berlebih-lebihan sehingga melampaui batas tata susila. Sehingga aliran ini dianggap negatif dari segi pandangan seseorang karena menonjolkan dari sisi yang di anggap tabu seperti kekerasan, seksual dan sebagainya.
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap unsur-unsur intrinsik dan aliran sastra yang ditemukan dalam cerpen Waktu Nayla karya Djenar Maesa Ayu diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa cerpen tersebut memiliki amanat yang bisa menggugah atau mengetuk pintu hati seseorang yang memiliki kepribadian yang buruk sehingga mempunyai kemauan dan pandangan untuk menjadi yang lebih baik serta memiliki katerarahan hidup. Cerita ini menjadi suatu pembelajaran hidup pada setiap insan manusia untuk bisa memanfaatkan waktu atau kehidupan yang telah diberikan Sang Pencipta dengan sebaik-baiknya. Dengan itulah bentuk rasa syukur kita kepada-Nya. Dalam cerpen Waktu Nayla ini pengarang menggunakan aliran Naturalisme yang lebih menonjolkan dari sisi yang dianggap tabu misalnya sex. Pengarang dalam cerpen Waku Nayla ini dengan tidak segan-segan melukiskan kemesuman secara berlebihan sampai melampaui batas tata susila. Itulah karakteristik dari cerpen Waktu Nayla karya Djenar Maesa Ayu.
Cerpen Waktu Nayla merupaka cerpen yang menggambarkan peristiwa yang lazim terjadi di masyarakat, seperti kejadian saat Nayla diterpa kecemasan karena didiagnosa terkena kanker. Suasana batin yang menengangkan membuat tokoh merasakan kecemasan yang teramat dalam. Dalam keadaan seperti itu tokoh yang merasa tertekan karena keadaan yang tidak sejalan itu, membuat tokoh melakukan hal yang baik, yakni ingin menebus dosa-dosanya. Hal ini merupakan ajaran baik yang disisipkan pengarang untuk selalu ingat kepada Tuhan.
Penggambaran suasana yang menonjolkan keadaan batin tokoh yang sedang kalut namun tetap berpikir realistis yakni melakukan kebaikan, membuat cerpen ini memiliki kelebihan, karena tidak hanya menampilkan keadaan yang biasa dilukiskan oleh Djenar Maesa Ayu yang lebih terang dalam melukiskan hubungan sex. Namun dalam cerpen ini, Djenar lebih menggambarkan keadaan batin yang merasa sadar dan tidak melakukan hal yang kurang baik, ini merupakan langkah baik yang ditempuh Djenar dalam menyampaikan pesan kepada pembaca.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar