Fenomena Sosial pada Drama Pada
Suatu Hari (Arifin C. Noor)
Oleh: lady Apsari
Secara
garis besar drama ini menceritakan tentang kehidupan rumah tangga pada umumnya.
Kehidupan rumah tangga selalu ada konflik-konflik atau kecemburuan-kecemburuan.
Akan tetapi dalam naskah drama ini masalah tersebut bisa menjadi besar apabila
tidak ditanggapi dengan baik. Naskah drama ini termasuk ke dalam drama prosa.
Karena disajikan dengan dialog yang mudah dipahami. Unsur-unsur yang digunakan
menyerupai prosa fiksi. Dalam naskah juga dijelaskan dengan mendetail
ekspresi-ekspresi tokoh. Naskah drama ini mengangkat tema sehari-sehari yang
terjadi dalam masyarakat. Tentang kehidupan rumah tangga yang dipenuhi dengan
konflik-konflik kecil bahkan bisa berujung ke perceraian. Pada drama ini sarat
akan nilai sosial dalam kehidupan sehari-sehari. Drama ini menyajikan
tokoh-tokoh nyata yang ada dalam masyarakat. Mulai dari rasa tidak saling
percara, mudah marah, kecemburuan, iri hati dan penyakit-penyakit hati lainnya.
Arifin c noor mengungkapkan dengan baik nilai-nilai tersebut ke dalam drama
ini. Tokoh-tokohnya diberi karakter kuat sehingga bisa menunjukan konflik yang
ada dalam drama ini. Belum lagi kita dibuat gemas oleh tokoh nyonya wenas yang
genit. Tokoh nyonya wenas membuat konflik semakin terasa.
Disajikan dengan tema tentang konflik
kehidupan rumah tangga, terutama antara suami dan istri. Alur dalam drama ini alurnya
menggunakan alur maju, dilatarbelakangi oleh konflik antara kakek dan nenek. Kemudian
berlanjut pada konflik novia dan suaminya. Konflik keduanya mirip, sehingga
bisa dianalogikan sebagai sebuah akibat pertengkaran nenek dan kakek yang juga
dialami novia. Dialog-dialog yang digunakan sangat padat, sehingga memahami drama ini
harus memahami dari dialog, karena cerita yang dibangun murni dari dialog. Dialog-dialog
yang digunakan kadang juga dibuat simbol-simbol. Dengan latar rumah kakek dan nenek, sekitar siang hari. Pada
pagi hari ditandai dengan kedatangan janda dan bernjak siang datanglah novia
beserta anak-anaknya. Pesan-pesan moral bisa dilihat dalam dialog-dialoh
tokohnya antara lain. Pentingnya sebuah sikap saling percaya kepada pasangan
bisa dilihat pada dialog ini
kakek
:
kenapa kau diam begitu?Nenek : diam saja.
Kakek : kenapa kau begitu diam?
Nenek : kau juga begitu.
Kakek : kenapa?
Nenek : kau juga kenapa?
Kakek : sayang, adalah tidak baik kita bubuhi pesta emas dengan kata-kata seru.
Nenek
: kau sendiri yang membubuhinya. Kau rusak bunga-bunga pesta kita dengan
kaktus-kaktus pacar kau.
Kakek
: sejak muda kau begitu yakin seakan saya
pernah punya hubungan percintaan dengan perempuan tadi. Saya heran kenapa kau
begitu berhasil menciptakan tokoh yang fantatis itu menjadi tokoh yang seolah
nyata dalam diri kau sehingga tokoh itu
mampu mempermainkan kau sendiri selama hidup kau.
Nenek :
bukan fantastis. Tapi memang dia tokoh fantasi kau bahkan sampai saat kau tua (menangis)
sengaja kau suruh joni menyiapkan segera minuman kesukaannya begitu dia
datang.
Kakek
:
siapa? Saya? Menyuruh joni? Minuman apa?
Nenek : kau menyuruh joni membuat es susu begitu nyonya janda itu datang.
Kakek : tidak. Saya tidak menyuruh joni.
Nenek : kau menyuruh joni membuat es susu begitu nyonya janda itu datang.
Kakek : tidak. Saya tidak menyuruh joni.
Nenek : kau lakukan itu ketika saya
sedang menemui dia tadi ketika kau menyingkir dari dari sini tadi dan kemudian kau sembunyi ke kamar baca.
Kakek
:tidak, sayang, dari sini tadi saya langsung
ke kamar baca dan kemudian saya asyik
membaca mengenai para psikologi. Ketika kau datang tepat saya sampai pada baris-baris mengenai
telepati. Saya ingat betul.
Nenek :
kau bohong.
Kakek : kalau tidak percaya kau boleh memanggil joni (berseru) j o n i !
Kakek : kalau tidak percaya kau boleh memanggil joni (berseru) j o n i !
Dari
dialog tersebut terlihat bahwa adanya rasa ketidakpercayaan nenek kepada kakek.
Padahal sikap saling percaya itu sangat penting dalam kehidupan berumah
tangga. Jika rasa saling percaya itu
sudah hilang, maka yang terjadi adalah pertengkaran yang berujung pada
perceraian. Arifin sangat memahami permasalahan ini sehingga dia membuat
dialog-dialog yang sederhana tapi sarat akan makna. Perceraian yang semakin
marak terjadi bisa disebabkan oleh sikap-sikap seperti itu. Drama ini layak
menggambarkan fenomena sosial yang sedang marak terjadi.
0 komentar:
Posting Komentar